Prestasi Membanggakan, Anggota PMR SMK Pawiyatan Raih Terbaik II dalam Ajang Latihan Gabungan PMR PMI Kota Surabaya

Surabaya, 29 September  2025 – Kabar membanggakan kembali datang dari PMR SMK Pawiyatan. Salah satu anggota terbaiknya, Salwa Salsabila, berhasil meraih Juara Terbaik II Youth Station Bidang Pertolongan Pertama pada ajang Latihan Gabungan PMR PMI Kota Surabaya.

Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan PMR dari berbagai sekolah di Surabaya ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus wadah untuk mengasah kemampuan para relawan muda di bidang kepalangmerahan, khususnya pertolongan pertama.

Keberhasilan Salwa Salsabila tidak lepas dari semangat, kerja keras, serta latihan yang konsisten bersama tim PMR SMK Pawiyatan. Prestasi ini juga menjadi bukti nyata bahwa PMR SMK Pawiyatan mampu menunjukkan kualitas dan daya saingnya di tingkat kota.

Kepala SMK Pawiyatan, Bapak Andi Susanto, SE, MM, menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas pencapaian ini. Beliau berharap prestasi tersebut dapat menjadi motivasi bagi anggota PMR lainnya, serta seluruh siswa SMK Pawiyatan, untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama sekolah.

Dengan capaian ini, SMK Pawiyatan semakin meneguhkan komitmennya dalam mendukung pengembangan potensi dan bakat siswa, baik di bidang akademik maupun non-akademik.

SMK Pawiyatan Surabaya Mengadakan LDKS di Camp TSOT Prigen

Surabaya, 25 September 2025 – SMK Pawiyatan Surabaya menyelenggarakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang berlangsung selama dua hari di Camp 2 TSOT (Grande Garden Café), Prigen. Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta, 10 anggota OSIS, serta didampingi oleh 10 guru pendamping.

Rangkaian kegiatan LDKS dimulai pada Hari Pertama, Kamis, dengan perjalanan menuju lokasi, dilanjutkan pembukaan, kontrak belajar, serta diskusi kelompok. Peserta kemudian mengikuti kegiatan outbound seru seperti Flying Fox dan Outbound Rally. Selain itu, diberikan juga materi penting tentang Public Speaking untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum. Pada malam harinya, siswa mengikuti sesi Inagurasi Malam yang penuh kekompakan dan kebersamaan.

Memasuki Hari Kedua, kegiatan diawali dengan shalat subuh berjamaah, senam pagi, dan outbound bersama. Setelah sarapan, peserta mendapatkan materi mengenai Kepemimpinan dan Manajemen Diri sebagai bekal untuk mengembangkan potensi diri serta keterampilan memimpin. Kegiatan ditutup dengan acara penutupan dan perjalanan kembali ke sekolah.

Kepala SMK Pawiyatan Surabaya, Bapak Andi Susanto, SE, MM, menyampaikan bahwa kegiatan LDKS ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan, melatih kedisiplinan, serta mempererat kebersamaan antar siswa. “Kami berharap setelah mengikuti LDKS, para peserta dapat menjadi teladan dan penggerak positif di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Dengan adanya kegiatan LDKS ini, SMK Pawiyatan Surabaya terus berkomitmen untuk mencetak generasi muda yang tangguh, berkarakter, dan siap menjadi pemimpin masa depan.

Mengapa TikTok Lebih Menarik daripada Pelajaran di Kelas? Refleksi untuk Guru dan Kurikulum

Mengapa TikTok Lebih Menarik daripada Pelajaran di Kelas? Refleksi untuk Guru dan Kurikulum

oleh Ahmad Arifin, S.Kom

Dalam beberapa tahun terakhir, tantangan terbesar dunia pendidikan bukan semata-mata terkait dengan penguasaan materi, melainkan bagaimana memastikan proses transfer pengetahuan dari guru kepada siswa dapat berlangsung efektif. Para siswa yang kini didominasi oleh Generasi Z memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka tumbuh di tengah gempuran teknologi digital, di mana informasi hadir begitu cepat, visual, interaktif, dan instan. Hal ini berimplikasi langsung pada cara mereka mempersepsi pembelajaran di sekolah.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa merasa jenuh dengan model pembelajaran konvensional. Ketika materi disampaikan secara linear, monoton, dan minim interaksi, siswa cenderung mudah kehilangan fokus. Perhatian mereka lebih mudah dialihkan ke platform hiburan digital seperti TikTok, yang mampu menyita waktu dan energi mereka dengan daya tarik luar biasa. Pertanyaannya, apakah TikTok hanya sekadar hiburan, atau justru menyimpan “rahasia” pedagogis yang bisa diadaptasi ke ruang kelas?

Rahasia Daya Tarik TikTok

TikTok berhasil merebut perhatian generasi muda bukan tanpa alasan. Ada beberapa elemen penting yang bisa diidentifikasi, antara lain:

  1. Durasi singkat namun padat makna – konten TikTok umumnya berdurasi pendek, tetapi dikemas padat, jelas, dan langsung pada inti pesan.
  2. Visual yang kuat dan menarik – penggunaan musik, warna, teks, dan efek visual membangkitkan rasa penasaran sekaligus menjaga konsentrasi.
  3. Interaktivitas dan partisipasi – pengguna tidak hanya menonton, tetapi juga dapat meniru, berkreasi ulang, dan berkomentar.
  4. Algoritma personalisasi – TikTok menghadirkan konten sesuai minat pengguna, sehingga setiap individu merasa “ditemani” dengan tayangan yang relevan.

Jika ditarik dalam konteks pembelajaran, rahasia TikTok ini menegaskan bahwa generasi saat ini merespons lebih baik pada pembelajaran yang singkat, padat, visual, interaktif, dan relevan dengan kehidupan mereka.

Pembelajaran ala TikTok: Sebuah Inspirasi Metode

Pertanyaan berikutnya, mungkinkah guru menghadirkan “pembelajaran ala TikTok” di kelas? Bukan berarti guru harus menjadi content creator, melainkan mengambil prinsip di balik kesuksesan platform tersebut.

  • Segmentasi materi menjadi micro-learning: Materi pelajaran dibagi ke dalam potongan kecil yang singkat, mudah dipahami, dan langsung bermakna.
  • Pemanfaatan media visual: Infografis, video pendek, animasi, maupun simulasi lebih mudah menarik perhatian siswa dibandingkan teks panjang.
  • Membangun interaktivitas: Guru memberi ruang bagi siswa untuk berkreasi, berdiskusi, atau bahkan membuat ulang materi dengan gaya mereka sendiri.
  • Relevansi dengan dunia nyata: Siswa akan lebih termotivasi jika materi pembelajaran dikaitkan langsung dengan pengalaman dan masalah sehari-hari mereka.

Dengan demikian, pembelajaran dapat menghadirkan atmosfer yang lebih adaptif, menarik, dan menyenangkan, tanpa kehilangan esensi akademiknya.

Perlukah Modifikasi Kurikulum?

Pertanyaan yang patut direnungkan bersama adalah apakah perubahan metode saja cukup, ataukah memang perlu ada modifikasi dan pengembangan kurikulum dari pemerintah. Kurikulum pada dasarnya adalah pedoman, namun fleksibilitas implementasi menjadi kunci. Generasi Z menuntut kurikulum yang adaptif terhadap teknologi, kontekstual dengan kehidupan nyata, serta memfasilitasi pembelajaran kreatif dan kolaboratif.

Oleh karena itu, perlu adanya peninjauan kembali agar kurikulum tidak hanya menekankan pencapaian akademik, melainkan juga aspek literasi digital, kreativitas, serta keterampilan sosial-emosional yang lebih relevan dengan zaman.

Penutup

Fenomena siswa yang lebih tertarik pada TikTok dibandingkan pelajaran di kelas bukan sekadar persoalan kedisiplinan atau kurangnya motivasi belajar. Ada dimensi yang lebih dalam, yakni perubahan cara generasi ini berinteraksi dengan informasi. TikTok mengajarkan kita bahwa informasi yang singkat, visual, interaktif, dan relevan mampu mengikat perhatian dengan kuat.

Maka, pertanyaan yang seharusnya direnungkan para guru adalah: sudahkah metode pembelajaran kita cukup relevan dengan karakter generasi yang kita hadapi? Jika belum, inilah momentum untuk melakukan refleksi, inovasi, dan bahkan advokasi perubahan kurikulum agar pendidikan tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membangun keterhubungan yang bermakna dengan dunia siswa.

Pemeriksaan Kesehatan Gratis oleh Puskesmas Simomulyo di SMK Pawiyatan

Surabaya, 18 September 2025 – SMK Pawiyatan bekerja sama dengan Puskesmas Simomulyo Surabaya menyelenggarakan kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bagi seluruh siswa. Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis, 18 September 2025, di lingkungan sekolah dan diikuti dengan antusias oleh seluruh peserta didik dari berbagai tingkatan kelas.

Adapun pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan Hemoglobin (HB) dan Gula Darah. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat mengetahui kondisi kesehatan mereka sejak dini sehingga bisa melakukan pencegahan maupun penanganan lebih awal apabila ditemukan indikasi masalah kesehatan.

Kepala SMK Pawiyatan, Bapak Andi Susanto, SE, MM, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk perhatian sekolah terhadap kesehatan siswa. “Dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis ini, kami berharap seluruh siswa SMK Pawiyatan dapat lebih peduli terhadap kesehatan diri dan mampu menjaga pola hidup yang seimbang,” ujarnya.

Kegiatan ini berjalan lancar dengan dukungan penuh dari para guru, staf sekolah, serta tim tenaga medis dari Puskesmas Simomulyo. Semoga dengan adanya PKG ini, siswa SMK Pawiyatan semakin sehat, bugar, dan siap mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan lebih optimal.

Praktik Projek Kreatif dan Kewirausahaan SMK Pawiyatan Surabaya

Surabaya, 17 September 2025 – SMK Pawiyatan Surabaya hari ini melaksanakan kegiatan Praktik Projek Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) yang dibuka secara resmi oleh Kepala Sekolah, Bapak Andi Susanto, SE, MM, bertempat di lapangan sekolah.

Kegiatan ini menjadi wadah bagi peserta didik untuk mengasah keterampilan berwirausaha melalui simulasi nyata. Para siswa menampilkan kreativitasnya dengan membuka berbagai stand produk, mulai dari makanan, minuman dan lain lain.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari pembelajaran berbasis proyek yang bertujuan membentuk karakter mandiri, unggul, dan bertaqwa sesuai visi sekolah. Melalui praktik kewirausahaan, siswa tidak hanya belajar teori bisnis, tetapi juga mengasah kemampuan komunikasi, kerjasama tim, serta manajemen usaha.

Kemeriahan acara semakin terasa dengan antusiasme siswa yang aktif menawarkan produk kepada pengunjung. Kegiatan ini juga menumbuhkan semangat wirausaha sejak dini sesuai slogan kegiatan, yaitu “Semangat Wirausaha – Sukses dengan Berwirausaha”.

Dengan adanya praktik Projek Kreatif dan Kewirausahaan ini, diharapkan seluruh siswa SMK Pawiyatan Surabaya mampu menjadi generasi yang kompeten, inovatif, serta siap bersaing di dunia kerja maupun menjadi wirausahawan muda yang sukses.

AI: Musuh atau Sahabat Baru di Dunia Pendidikan?

AI: Musuh atau Sahabat Baru di Dunia Pendidikan?
Oleh Ahmad Arifin, S.Kom

Pernahkah Anda mendengar kalimat ini: “Waduh, jangan pakai AI, nanti guru digantikan robot!” atau “AI itu bikin siswa malas, semua tinggal copy-paste!”
Kalau iya, berarti Anda tidak sendirian. Banyak guru di berbagai sekolah, masih bingung, ragu, bahkan ada yang sampai menolak mentah-mentah kehadiran teknologi ini.

Tapi mari kita bertanya jujur pada diri sendiri: benarkah AI akan menggantikan peran guru? Ataukah justru AI bisa jadi sahabat setia kita di ruang kelas?

Dulu Takut Kalkulator, Sekarang Jadi Sahabat

Mari kita kilas balik sebentar. Dulu, ketika kalkulator pertama kali masuk ke sekolah, banyak guru menolak. Katanya, kalkulator bikin siswa malas berhitung manual. Tapi coba lihat sekarang: apakah kita bisa membayangkan ujian akuntansi atau pembukuan tanpa kalkulator?

Hal yang sama terjadi dengan komputer, internet, bahkan smartphone. Awalnya dicurigai, lama-lama jadi alat wajib. Nah, AI ini sebenarnya “versi terbaru dari kalkulator” — hanya saja lebih pintar, lebih cepat, dan tentu saja lebih serba bisa.

Pengalaman Nyata di Kelas: Dari Frustrasi ke Antusias

Izinkan saya berbagi sedikit pengalaman pribadi. Bertahun-tahun saya mengajar mata pelajaran pemrograman di jurusan RPL. Terus terang, banyak siswa frustrasi ketika saya memaksa mereka memahami dan menguasai satu bahasa pemrograman. Dari ratusan siswa yang pernah saya ajar, hanya satu yang benar-benar berhasil: ia mampu menciptakan aplikasi bel sekolah digital.

Namun, sejak saya mengenal AI dan mulai menerapkannya di kelas, suasananya berubah total. Saat praktik membangun aplikasi dengan bantuan AI, siswa-siswi RPL justru terlihat sangat bersemangat. Mereka antusias, bertanya, mencoba, bahkan bereksperimen dengan berbagai ide.

Apakah mereka dibantu secara ajaib oleh AI? Tentu tidak. AI tidak tiba-tiba menuliskan aplikasi jadi. Justru AI membantu mereka memahami proses: menjelaskan mengapa barisan kode salah, bagaimana cara memperbaikinya, dan memberikan alternatif solusi. Dengan kata lain, ada proses belajar yang nyata di sana.

Kalau boleh saya analogikan: siswa adalah arsitek yang merancang dan mendesain bangunan aplikasi, sementara AI berperan sebagai pekerja lapangan—mulai dari kuli bangunan, tukang, hingga pelaksana. Siswa tetap memimpin proyek, menentukan arah, dan membuat desain. AI membantu merealisasikan rancangan itu dengan lebih cepat dan efisien.

Kesimpulannya jelas: dengan adanya AI, siswa tidak lagi dipusingkan oleh detail teknis pemrograman yang sering membuat mereka patah semangat. Sebaliknya, mereka bisa fokus pada hal yang lebih penting—kreativitas, inovasi, dan bagaimana membangun aplikasi yang bermanfaat. Bahkan, beberapa ide siswa bisa berpotensi menjadi cikal bakal sebuah startup.

Mengapa Guru Harus Melek AI?

Pertanyaan ini penting. Kalau AI sudah masuk ke kurikulum nasional dari TK hingga SMA, lalu guru masih enggan belajar, siapa yang akan memandu siswa? Apakah kita rela murid-murid kita belajar AI dari YouTube tanpa arahan, sementara gurunya sibuk berkata “AI itu haram”?

Bayangkan kalau seorang siswa SMK sudah bisa membuat aplikasi sederhana dengan bantuan AI, sedangkan gurunya bahkan belum tahu cara login ke ChatGPT. Siapa yang lebih siap menghadapi dunia kerja masa depan?

Mitos vs Fakta AI di Dunia Pendidikan

Mari kita luruskan beberapa anggapan yang sering beredar:

  • Mitos: AI akan menggantikan guru.
    Fakta: AI hanya alat bantu. Guru tetap menjadi pusat pendidikan, terutama dalam menanamkan nilai, etika, dan karakter.
  • Mitos: AI bikin siswa malas.
    Fakta: Kalau diarahkan dengan benar, AI justru membantu siswa berpikir kritis dan kreatif. Sama seperti Google—bukan salah Googlenya kalau siswa hanya copy-paste, tapi bagaimana kita membimbing penggunaannya.
  • Mitos: AI itu berbahaya dan haram.
    Fakta: Yang berbahaya bukan AI-nya, tapi ketidaktahuan kita dalam menggunakannya. Seperti pisau dapur: bisa untuk memasak, bisa juga untuk melukai. Semua tergantung siapa yang memegangnya.

Manfaat Nyata AI untuk Guru

Lalu, apa sebenarnya yang bisa AI lakukan untuk memudahkan pekerjaan kita sebagai guru? Berikut beberapa contoh:

  1. Membuat RPP dan bahan ajar lebih cepat.
    Bayangkan biasanya butuh 2–3 jam mengetik RPP, dengan AI cukup beberapa menit sudah jadi draft yang tinggal kita perbaiki sesuai kebutuhan.
  2. Membantu membuat soal dan asesmen.
    Guru bisa meminta AI membuat soal pilihan ganda, esai, bahkan lengkap dengan kunci jawaban. Tinggal kita cek dan sesuaikan.
  3. Menjadi “asisten pribadi guru”.
    Misalnya saat butuh ringkasan materi, contoh kasus nyata di industri, atau ide kreatif untuk mengajar. AI bisa jadi teman brainstorming yang tidak pernah lelah.
  4. Tutor tambahan bagi siswa.
    Siswa bisa menggunakan AI untuk bertanya kapan saja. Guru tidak mungkin 24 jam tersedia, tapi AI bisa membantu sebagai pendamping belajar.

Pertanyaan Pemantik: Berani Jawab?

  •         Kalau siswa Anda sudah mahir menggunakan AI, tapi Anda sendiri tidak tahu cara menggunakannya, apakah Anda masih bisa memandu mereka?
  •         Apakah menolak AI akan menghentikan perkembangan teknologi, atau justru membuat kita semakin ketinggalan jauh?
  •         Jika ada alat yang bisa meringankan pekerjaan guru hingga 50%, kenapa kita masih memilih bekerja 100% manual?

AI: Musuh atau Sahabat?

Mari kita jujur: guru tidak akan pernah digantikan AI. Mengapa? Karena AI tidak bisa memahami emosi siswa, tidak bisa menanamkan nilai moral, tidak bisa menepuk pundak anak yang sedang putus asa lalu berkata: “Kamu pasti bisa, Nak.”

Yang bisa melakukan itu hanya guru. Jadi jangan khawatir, AI tidak akan mengambil tempat kita. Tapi kalau kita tidak mau belajar, justru siswa kita yang akan meninggalkan kita.

Penutup: Ubah Paradigma, Ubah Sikap

Sekarang, pilihannya ada di tangan kita. Mau tetap menutup mata dan menganggap AI ancaman? Atau mau membuka diri, belajar, dan menjadikannya sahabat baru dalam mengajar?

Ingat, guru yang hebat bukan guru yang tahu segalanya, tapi guru yang mau terus belajar mengikuti zamannya.

Jadi, mari kita sambut AI bukan sebagai musuh, tapi sebagai mitra. Karena pada akhirnya, AI tidak akan pernah menggantikan guru—tapi guru yang tidak mau belajar AI, bisa saja digantikan oleh guru lain yang lebih adaptif.

👉 Pertanyaan terakhir untuk direnungkan:
Kalau kita bisa memilih, lebih baik jadi guru yang ditakuti AI, atau guru yang mampu memanfaatkan AI untuk menaklukkan masa depan?

Pelaksanaan Sumatif Harian Bersama (SHB) Semester Ganjil SMK Pawiyatan Surabaya

SMK Pawiyatan Surabaya menyelenggarakan Sumatif Harian Bersama (SHB) Semester Ganjil Tahun Ajaran 2025/2026 yang berlangsung pada tanggal 10–16 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta didik kelas X, XI, dan XII dari semua kompetensi keahlian, yaitu Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Desain Komunikasi Visual (DKV), Manajemen Perkantoran (MP), dan Akuntansi (AK)

Ujian dilaksanakan secara online menggunakan smartphone masing-masing siswa melalui aplikasi e-ujian.id yang dapat diunduh di Playstore. Dengan sistem ini, pelaksanaan SHB menjadi lebih praktis, efisien, serta mendukung penerapan digitalisasi sekolah.

Pelaksanaan SHB dibagi menjadi dua sesi setiap harinya, yaitu sesi pagi pukul 06.45 – 09.30 WIB dan sesi siang pukul 10.00 – 12.45 WIB. Mata pelajaran yang diujikan meliputi mata pelajaran umum seperti Pendidikan Agama, Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, Sejarah Indonesia, Informatika, Penjaskes, Seni Budaya, hingga IPAS, serta mata pelajaran kejuruan sesuai program studi masing-masing

Jadwal SHB X-XII Ganjil 2025-20   Klik disini

Untuk kelancaran pelaksanaan ujian, sekolah telah menyiapkan pembagian ruang yang teratur sesuai jumlah siswa di tiap kelas. Ruang ujian tersebar di berbagai kelas, seperti R.1 hingga R.15, dengan pengaturan berdasarkan nomor absen dan jurusan. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan berjalan tertib dan sesuai dengan kapasitas ruangan

Pembagian Ruang SHB 2025-2026    Klik disini

Kepala SMK Pawiyatan Surabaya, Bapak Andi Susanto, SE, MM, menyampaikan bahwa kegiatan SHB ini menjadi salah satu instrumen evaluasi capaian belajar siswa sebelum menghadapi ujian yang lebih besar di akhir semester. Dengan adanya SHB, diharapkan peserta didik dapat lebih disiplin, terukur dalam pencapaian pembelajaran, serta semakin siap dalam menghadapi tantangan akademik maupun praktik kejuruan.

Pelaksanaan SHB ini juga melibatkan seluruh guru mata pelajaran sebagai pengawas, serta dukungan staf sekolah dalam pengaturan jadwal dan ruang. Semoga kegiatan ini berjalan dengan lancar, tertib, dan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Pawiyatan Surabaya.

SMK Pawiyatan Ikuti BIG SMK Jatim Cup 2 Tahun 2025

SMK Pawiyatan kembali menunjukkan semangat berprestasi dengan mengikuti ajang bergengsi BIG SMK Jatim Cup 2 Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh MGMP Bahasa Inggris SMK Jawa Timur dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Kompetisi ini mengusung tema “Celebrating Diversity through Language” dengan berbagai bidang lomba, di antaranya Story Telling, Speech, News Anchor, Tourism Vlog, dan English Olympiad.

Dalam ajang ini, SMK Pawiyatan mengirimkan dua wakil terbaiknya, yaitu:

  • Sekar (Kelas XI DKV) sebagai peserta Lomba Story Telling.

  • Gisella Arda Azira (Kelas XI MP3) sebagai peserta English Olympiad.

Kepala SMK Pawiyatan, Bapak Andi Susanto, SE, MM, memberikan dukungan penuh kepada para peserta yang akan berjuang membawa nama baik sekolah. Beliau berharap melalui ajang ini siswa dapat mengasah kemampuan bahasa Inggris, menambah pengalaman, serta memperluas jejaring dengan peserta dari sekolah lain di Jawa Timur.

Rangkaian kegiatan lomba dimulai dengan pendaftaran pada 1 Juli – 31 Agustus 2025, dilanjutkan penyisihan tingkat kabupaten/kota secara online pada 30 Agustus – 7 September 2025. Puncaknya, Grand Final akan dilaksanakan pada 27 September 2025 di Kampus UNESA, Surabaya.

Semoga perwakilan SMK Pawiyatan dapat meraih hasil terbaik dan mengharumkan nama sekolah dalam ajang BIG SMK Jatim Cup 2 tahun ini.

Guide Book.  Klik disini

Video Story Telling.  Klik disini

SMK Pawiyatan Surabaya Selaraskan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Menuju Sekolah Unggul

Kegiatan OJT Tahap 1 menjadi momentum memperkuat arah pendidikan dan budaya sekolah

SMK Pawiyatan Surabaya melaksanakan kegiatan Pendampingan OJT Tahap 1 yang difokuskan pada penyelarasan visi, misi, dan tujuan sekolah. Kegiatan ini diikuti oleh kepala sekolah, tim guru, serta difasilitasi oleh pengajar pelatihan.

Sebagai bagian dari kegiatan, sekolah melakukan benchmarking ke sekolah sasaran untuk mempelajari praktik baik penyelarasan visi, misi, dan tujuan. Dalam kesempatan tersebut, kepala sekolah sasaran membagikan strategi penyelarasan, praktik sosialisasi, serta menyediakan dokumen visi, misi, dan tujuan yang digunakan sebagai acuan.

Selain itu, tim sekolah juga melaksanakan siklus Assess dan Design melalui metode inkuiri kolaboratif, sehingga dapat melakukan refleksi dan adaptasi sesuai kebutuhan sekolah.

Untuk memperkuat pemahaman, SMK Pawiyatan Surabaya mengadakan berbagai kegiatan sosialisasi visi, misi, dan tujuan sekolah, antara lain:

  • Penyampaian visi misi dalam rapat dewan guru dan komite sekolah.

  • Pengenalan visi misi dalam kegiatan MPLS bagi peserta didik baru.

  • Publikasi visi misi melalui papan informasi sekolah, Penempelan visi dan misi ditempat tempat strategis , website sekolah, dan media sosial.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan seluruh warga sekolah mampu memahami arah pendidikan yang ditempuh, serta menjadikan visi misi sekolah sebagai budaya bersama dalam mewujudkan SMK Pawiyatan Surabaya sebagai sekolah unggul dan berdaya saing.